Selasa, 09 April 2013

Energi alternatif yang dibuat untuk pengganti energi fosil


          Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menghemat bahan bakar minyak (BBM). Ada banyak cara juga yang bisa kita lakukan untuk menghindari pemanasan global atau global warming. Kedua cara tersebut bisa kita antisipasi dengan mengganti sumber bahan bakar minyak dengan bioetanol.
            Bioetanol bisa kita jadikan sebagai sumber energi sebagai bahan bakar minyak terbarukan. Bioetanol dibuat dengan menggunakan sumber nabati bukan fosil yang bila digunakan terus menerus akan habis. Dengan menggunakan bioetanol sebagai bahan bakar minyak, selain bisa berhemat, juga ramah lingkungan.
            Bioetanol merupakan bahan bakar minyak terbarukan yang ramah lingkungan. Bioetanol bisa kita jadikan sebagai sumber energi alternatif menggantikan premium dan minyak tanah. Bila kita menggunakan bioetanol sebagai bahan bakar minyak sehari-hari, bisa menurunkan tingkat emisi bahan bakar sehingga bisa menekan polusi udara. Bukankah polusi udara tidak baik untuk kita? untuk itulah saat ini bioeanol semakin dilirik untuk dijadikan sebagai bahan bakar minyak pengganti premium yang terbarukan.
            Bioetanol merupakan salah satu jenis biofuel berupa bahan bakar cair yang diolah dari tumbuhan seperti jagung dan gandum. Bahan bakar ini dapat dicampur dengan bensin untuk meningkatkan kadar oktan dan kualitas emisiBioetanol ini dapat dihasilkan dari proses fermentasi gula (Glukosa), yang kemudian dilanjutkan dengan proses destilasi. Melalui proses fermentasi dan destilasi ini bisa menghasilkan etanol dengan kadar sebesar 95%. Kadar 95% itu belum dianggap murni bioetanol oleh karena itu dimurnikan lagi hingga mencapai 99%.
            Menggunakan bietanol relatif lebih aman dibandingkan bahan bakar minyak dari fosil, selain harganya lebih mahal, bahan bakar fosil tidak bisa terbarukan. Bahkan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa menghasilkan fosil sebagai sumber bahan bakar minyak.





Manfaatnya Mempertahankan Kelangsungan Bumi ini

 Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita yang berupa makhluk hidup. Kita hidup juga bergantung pada lingkungan di sekitar kita. Sehingga kita harus menjaga lingkungan kita agar tetap lestari.
            Arti kata lain dari menjaga lingkungan hidup adalah peduli terhadap lingkungan hidup agar tetap terjaga kelestariannya. Contoh-contoh dari peduli terhadap lingkungan adalah melestarikan sumber daya alam, menjaga kebersihan lingkungan, tidak merusak lingkungan hidup. Karena banyak sekali upaya upaya kecil dan mudah peduli lingkungan. Dari upaya kecil tersebut akan memberikan manfaat besar.
            Ada pepatah yang mengatakan sesuatu yang kita lakukan akan kembali kepada kita sendiri. Begitu pula dalam upaya peduli terhadap lingkungan yang telah kita lakukan. Upaya kecil yang kita lakukan akan menghasilkan banyak manfaat untuk kita sendiri. Sebagai contoh upaya kecil tersebut adalah membuang sampah. Salah satu cara menjaga lingkungan hidup adalah membuang sampah pada tempatnya. Bayangkan sampah yang kita buang sembarangan menyebabkan polusi pada lingkungan, makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan maupun hewan akan teracuni oleh sampah tersebut. Maka hewan dan tumbuhan tersebut akan musnah. Jika hewan dan tumbuhan musnah maka musnahnya makanan untuk manusia. Jika makanan untuk manusia tidak ada lagi, maka akan musnahnya manusia. Sebaliknya, apabila kita membuang sampah pada tempatnya, maka makhluk hidup lainnya yang merupakan makanan manusia akan terjaga, maka kehidupan manusia juga akan tetap terjaga. Itulah yang dimaksud dengan upaya kecil memberikan manfaat yang besar. Dengan membuang sampah pada tempatnya, dapat menyelamatkan kehidupan di bumi.
            Dengan begitu kita dapat menyelamatkan makhluk hidup yang ada di bumi ini. Mempertahankan kelangsungan hidup manusia, hewan maupun tumbuhan. Itu adalah hal yang hebat. Jangan jadikan “susah” menjadi alasan untuk menghambat upaya peduli lingkungan. Jangan sekali-kali meremehkan lingkungan hidup kita, karena sesungguhnya manusia bergantung pada lingkungan hidupnya.
Maka mulailah peduli dengan lingkungan hidup kita dari upaya-upaya kecil. Sesungguhnya upaya-upaya kecil tersebut akan menghasilkan manfaat yang sangat besar. Mulailah dari diri kita sendiri, lalu orang lain.

Kadar Polusi Udara di Jakarta

Polusi udara di Jakarta adalah yang terparah di seluruh Indonesia, sampai-sampai sebagian warga Jakarta memberikan julukan "kota polusi" kepadanya. Munculnya julukan tersebut tentu bukan tanpa alasan sama sekali. Data-data di bawah ini bisa memberikan gambaran tentang parahnya polusi udara di Jakarta.
Pertama, dalam skala global, Jakarta adalah kota dengan tingkat polusi terburuk nomor 3 di dunia (setelah kota di Meksiko dan Thailand). Kedua, masih dalam skala global, kadar partikel debu (particulate matter) yang terkandung dalam udara Jakarta adalah yang tertinggi nomor 9 (yaitu 104 mikrogram per meter kubik) dari 111 kota dunia yang disurvei oleh Bank Dunia pada tahun 2004. Sebagai perbandingan, Uni Eropa menetapkan angka 50 mikrogram per meter kubik sebagai ambang batas tertinggi kadar partikel debu dalam udara. Ketiga, jumlah hari dengan kualitas tidak sehat di Jakarta semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2002, Jakarta dinyatakan sehat selama 22 hari, sedangkan pada tahun 2003, Jakarta dinyatakan sehat hanya selama 7 hari. Lebih lanjut, berdasarkan penelitian Kelompok Kerja Udara Kaukus Lingkungan Hidup, pada tahun 2004 dan 2005, jumlah hari dengan kualitas udara terburuk di Jakarta jauh di bawah 50 hari. Namun pada tahun 2006, jumlahnya justru naik di atas 51 hari. Dengan kondisi seperti itu, tidak berlebihan jika Jakarta dijuluki "kota polusi" karena begitu keluar dari rumah, penduduk Jakarta akan langsung berhadapan dengan polusi.
Penyebab paling signifikan dari polusi udara di Jakarta adalah kendaraan bermotor yang menyumbang andil sebesar ±70 persen. Hal ini berkorelasi langsung dengan perbandingan antara jumlah kendaraan bermotor, jumlah penduduk dan luas wilayah DKI Jakarta. Berdasarkan data Komisi Kepolisian Indonesia, jumlah kendaraan bermotor yang terdaftar di DKI Jakarta (tidak termasuk kendaraan milik TNI dan Polri) pada bulan Juni 2009 adalah 9.993.867 kendaraan, sedangkan jumlah penduduk DKI Jakarta pada bulan Maret 2009 adalah 8.513.385 jiwa. Perbandingan data tersebut menunjukkan bahwa kendaraan bermotor di DKI Jakarta lebih banyak daripada penduduknya. Pertumbuhan jumlah kendaraan di DKI Jakarta juga sangat tinggi, yaitu mencapai 10,9 persen per tahun. Angka-angka tersebut menjadi sangat signifikan karena ketersediaan prasarana jalan di DKI Jakarta ternyata belum memenuhi ketentuan ideal. Panjang jalan di DKI Jakarta hanya sekitar 7.650 kilometer dengan luas 40,1 kilometer persegi atau hanya 6,26 persen dari luas wilayahnya. Padahal, perbandingan ideal antara prasarana jalan dan luas wilayah adalah 14 persen. Dengan kondisi yang tidak ideal tersebut, dapat dengan mudah dipahami apabila kemacetan makin sulit diatasi dan pencemaran udara semakin meningkat.
Penyebab lain dari meningkatnya laju polusi di Jakarta adalah kurangnya ruang terbuka hijau (RTH) kota. RTH kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan. RTH kota memiliki banyak fungsi, di antaranya adalah sebagai bagian dari sistem sirkulasi udara (paru-paru kota), pengatur iklim mikro, peneduh, produsen oksigen, penyerap air hujan, penyedia habitat satwa, penyerap polutan media udara, air dan tanah, serta penahan angin. Kurangnya RTH kota akan mengakibatkan kurangnya kemampuan ekosistem kota untuk menyerap polusi.
Dampak polusi terhadap kesehatan
Jangka pendek:
·         Perawatan di rumah sakit, kunjungan ke Unit Gawat Darurat atau kunjungan rutin dokter, akibat penyakit yang terkait dengan respirasi (pernapasan) dan kardiovaskular.
·         Berkurangnya aktivitas harian akibat sakit
·         Jumlah absensi (pekerjaan ataupun sekolah
·          Gejala akut (batuk, sesak, infeksi saluran pernapasan
·          Perubahan fisiologis (seperti fungsi paru dan tekanan darah)



Jangka panjang:
·         Kematian akibat penyakit respirasi/pernapasan dan kardiovaskular
·         Meningkatnya Insiden dan prevalensi penyakit paru kronik (asma, penyakit paru osbtruktif kronis)
·         Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin
·         Kanker


Ayat al-Qur’an yang menceritakan bagaimana memelihara alam, bagaimana manusia memperlakukan alam semestinya

Ada pada surat Al- A’raf  ayat 56-57

وَلاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفاً وَطَمَعاً إِنَّ رَحْمَتَ اللّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِين

56. (Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi) dengan melakukan kemusyrikan dan perbuatan-perbuatan maksiat (sesudah Allah memperbaikinya) dengan cara mengutus rasul-rasul (dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut) terhadap siksaan-Nya (dan dengan penuh harap) terhadap rahmat-Nya. (Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik) yakni orang-orang yang taat. Lafal qariib berbentuk mudzakkar padahal menjadi khabar lafal rahmah yang muannats, hal ini karena lafal rahmah dimudhafkan kepada lafal Allah.

 وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْراً بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ حَتَّى إِذَا أَقَلَّتْ سَحَاباً ثِقَالاً سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَنزَلْنَا بِهِ الْمَاء فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ كَذَلِكَ نُخْرِجُ الْموْتَى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُون

57. (Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya) yakni terpencar-pencar sebelum datangnya hujan. Menurut suatu qiraat dibaca dengan takhfif, yaitu syin disukunkan; dan menurut qiraat lainnya dengan disukunkan syinnya kemudian memakai nun yang difatahkan sebagai mashdar. Menurut qiraat lainnya lagi dengan disukunkan syinnya kemudian didamahkan huruf sebelumnya sebagai pengganti dari nun, yakni mubsyiran. Bentuk tunggal dari yang pertama ialah nusyuurun seperti lafal rasuulun, sedangkan bentuk tunggal yang kedua ialah basyiirun (sehingga apabila angin itu membawa) maksudnya meniupkan (mendung yang tebal) yaitu hujan (Kami halau mendung itu) mega yang mengandung air hujan itu. Di dalam lafal ini terkandung makna iltifat `anil ghaibiyyah (ke suatu daerah yang tandus) daerah yang tidak ada tetumbuhannya guna menyuburkannya (lalu Kami turunkan di daerah itu) di kawasan tersebut (hujan, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah) cara pengeluaran itulah (Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati) dari kuburan mereka dengan menghidupkan mereka kembali (mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran) kemudian kamu mau beriman.

Ada pada surat An-Naba ayat  14-15

dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah,
وَأَنْزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرَاتِ مَاءً ثَجَّاجًا
14
supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan,
لِنُخْرِجَ بِهِ حَبًّا وَنَبَاتًا
15










 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar